Peringatan Hari Kartini SMP N 1 Sluke.. Diisi dg aneka lomba..

hmm Amazing.. sukses dan Bravo selalu buat SMPN 1 Sluke..

Sesi Pembukaan Penataran

di Hotel Lorin Syariah Solo', biarpun lagi spaneng, tapi tetep axiz aja khan?? Pak Wahononya lagi dapet orderan udang windu kanyaknya nih, ato Batu AKIK Pak?

Kumpul Kangen Keluarga besar anak didik SMPN 1 Sluke

Moment Indah Inthan Phutriy bersama Auldya Lestari, ÇHúèxz, de-eL-eL di SMPN 1 Sluke.

Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013

Tingkat SMP Bagi Tim Pengembang Kurikulum 2013 se Kabupaten/Kota Jawa Tengah.

Moment Ekspresi Diri yang Apik

Gladi bersih Pelatihan Persiapan Terbang ke Bulan..

Tampilkan postingan dengan label Artkel Umum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artkel Umum. Tampilkan semua postingan

Jumat, 25 November 2022

Pendidikan Karakter, Kupas Tuntas Pengertian, Tujuan dan Unsur Lainnya



Pentingnya Pendidikan Karakter

Seperti kita ketahui bahwa proses globalisasi secara terus-menerus akan berdampak pada perubahan karakter masyarakat Indonesia. Kurangnya pendidikan karakter akan menimbulkan krisis moral yang berakibat pada perilaku negatif di masyarakat, misalnya pergaulan bebas, penyalahgunaan obat-obat terlarang, pencurian, kekerasan terhadap anak, dan lain sebagainya.

Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut.

Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter? Pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha manusia secara sadar dan terencana untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.

Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik.


Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa arti character education, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli berikut ini:

John W. Santrock

Menurut John W. Santrock, character education adalah pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan langsung kepada peserta didik untuk menanamkan nilai moral dan memberi kan pelajaran kepada murid mengenai pengetahuan moral dalam upaya mencegah perilaku yang yang dilarang.

Elkind

Menurut Elkind, pengertian pendidikan karakter adalah suatu metode pendidikan yang dilakukan oleh tenaga pendidik untuk mempengaruhi karakter murid. Dalam hal ini terlihat bahwa guru bukan hanya mengajarkan materi pelajaran tetapi juga mampu menjadi seorang teladan.

T. Ramli

Menurut T. Ramli, pengertian pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengedepankan esensi dan makna terhadap moral dan akhlak sehingga hal tersebut akan mampu membentuk pribadi peserta didik yang baik.


Thomas Lickona

Menurut Thomas Lickona, pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.

Fungsi Pendidikan Karakter

Secara umum fungsi pendidikan ini adalah untuk membentuk karakter seorang peserta didik sehingga menjadi pribadi yang bermoral, berakhlak mulia, bertoleran, tangguh, dan berperilaku baik.


Adapun beberapa fungsi pendidikan karakter adalah sebagai berikut;

Untuk mengembangkan potensi dasar dalam diri manusia sehingga menjadi individu yang berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik.

Untuk membangun dan memperkuat perilaku masyarakat yang multikultur. Untuk membangun dan meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam hubungan internasional.

Character education seharusnya dilakukan sejak dini, yaitu sejak masa kanak-kanak. Pendidikan ini bisa dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan, serta memanfaatkan berbagai media belajar.

Tujuan Pendidikan Karakter

Pada dasarnya tujuan utama pendidikan karakter adalah untuk membangun bangsa yang tangguh, dimana masyarakatnya berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, dan bergotong-royong.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka di dalam diri peserta didik harus ditanamkan nilai-nilai pembentuk karakter yang bersumber dari Agama, Pancasila, dan Budaya. 

Menurut Thomas Lickona, setidaknya ada tujuh alasan mengapa character education harus diberikan kepada warga negara sejak dini, yaitu;

Ini merupakan cara paling baik untuk memastikan para murid memiliki kepribadian dan karakter yang baik dalam hidupnya.

Pendidikan ini dapat membantu meningkatkan prestasi akademik anak didik. Sebagian anak tidak bisa membentuk karakter yang kuat untuk dirinya di tempat lain. Dapat membentuk individu yang menghargai dan menghormati orang lain dan dapat hidup di dalam masyarakat yang majemuk.

Sebagai upaya mengatasi akar masalah moral-sosial, seperti ketidakjujuran, ketidaksopanan, kekerasan, etos kerja rendah, dan lain-lain. Merupakan cara terbaik untuk membentuk perilaku individu sebelum masuk ke dunia kerja/ usaha. Sebagai cara untuk mengajarkan nilai-nilai budaya yang merupakan bagian dari kerja suatu peradaban.

Dari penjelasan tersebut kita menyadari bahwa pendidikan karakter sangat penting bagi setiap orang. Dengan begitu, maka para guru, dosen, dan orang tua, sudah seharusnya senantiasa menanamkan nilai-nilai karakter yang baik kepada anak didiknya.


Jumat, 21 Oktober 2016

Joke: Kisah Wakepo tentang Tunjangan Khusus

Tunjangan khusus guru


Wakepo sedang duduk didalam ruang sekolah, didepannya ada setumpuk berkas kertas putih. Wakepo baru saja selesai membaca juknis tunjangan khusus..

Tapi seperti biasa wakepo kalau membaca sesuatu itu tidak dibaca secara menyeluruh cuma dibaca yg menurut dia enak dibaca dan menyenangkan hati.

Setelah membaca juknis tersebut Wakepo merasa pemerintah tidak adil terhadap dirinya..
Operator tunjangan main curang, itu yg terbersit di pikiran wakepo. "Harus didatangin ini sih, ga bisa begini... keadilan harus ditegakan"..

Singkat cerita wakepo sampai di kementrian.. kebetulan rumahnya tidak jauh dari kementrian pendidikan..
Wakepo : selamat siang mas..
Petugas : selamat siang pak.. ada yang bisa dibantu..
Wakepo : saya mau tanya tunjangan khusus, kenapa selama ini saya tidak dapat tunjangan khusus, padahal menurut juknis tunjangan khusus saya bisa mendapatkan tunjangan khusus, karena daerah saya masul dalam kategori daerah khusus.
Petugas : ohh.. begitu ya pak... bapak sudah baca semua syaratnya.. coba saya cek dulu juknisnya ya.
Wakepo : ga usah.. biar saya saja yang jelaskan anda kalau anda tidak tau..
Petugas : oh.. boleh pak.. dengan senang hati, silahkan.
Wakepo : syarat penerima tunjangan khusus itu cuma harus berada dan mengajat di daerah khusus yang ada di kementerian daerah tertinggal..
Yang kedua.. masih aktif mengajar minimal 6 jam dan tidak kelebihan guru disekolahnya.
Ketiga masuk dalam dapodik datanya.
Setahu saya cuma itu..
Petugas : satu lagi pak... kuotanya mencukupi, dan masing-masing daerah memiliki kuota yan berbeda-beda sesuai dengan jumlah persentase guru yang ada di bandingkan dengan data nasional..
Wakepo : apalagi tuh..
Petugas : begini pak.. kuota tunjangan khusus itu terbatas jadi tidak semua guru yang ada didaerah khusus bisa dapet...
Cara menghitungnya kurang lebih begini..
Misal.. ini misal loh pak...
Kuota nasional ada 1000 orang...
Kabupaten yg ada daerah khususnya ada 3 kabupaten, masing jumlah gurunya sbb:
Kab A : 500 orang
Kab B : 1000 orang
Kab C : 1500 orang
Totalnya ada 3000 orang..
Bisa dapat semua tidak pak?
Wakepo : tidaklah.. berarti ada 2000 orang ga dapet..
Petugas : nah.. pembagiannnya bagaimana pak.. apakah diserahkan semua ke kab A agar semua guru di kab A dapat?
Wakepo : ga adil klo begitu.. masa kab c yang banyak malah ga dapet..
Petugas : tapi kata kab A itu adalah yg paling pas.. sebab menurut mereka.. mereka mengajar didaerah yg paling sulit.

Wakepo : ga bisa.. daerah b dan c juga bisa jadi lebih sulit..
Petugas : oleh karena itu pak.. dalam penentuan kuota dipakailah istilah persentase, yang jumlah gurunya besar dapat kuota lebih besar yang kecil dapat kuota kecil.. jadi semua kabupaten dapat tapi tidak semua guru di kabupaten tersebut dapat.. bahkan dalam satu sekolah bisa jadi yg dapat cuma 1-2 orang saja.

Wakepo : (manggut-manggut).
Petugas : hitungan persentasenya kurangb ebih begini pak..
Jumlah total guru yang ada didapodik dan terdaftar daerah khusus berdasarkan contoh diatas ada 3000 guru..
Maka
kab A : 500/3000 = 16,6%
Kab B : 1000/3000 = 33,3%
Kab C : 1500/3000 = 50%

Setelah persentasenya dapat, barulah hasilnya di kalikan dengan jumlah quota nasional sehingga didapat quota kabupaten masing-masing.
Kab A : 1000 x 16,6% = 166 orang
Kab B : 1000 x 33,3% = 333 orang
Kab C : 1000 x 50% = 500 orang

Jadi dari jumlah quota masing-masing kabupaten tersebut, menurut bapak semua bisa dapat ga?
Wakepo : iya..ya.. ga dapet semua kalo kaya gitu..
Petugas : nah.. jadi bapak mulai faham?
Wakepo : tapi mas saya sampai saat ini sudah mengajar lebih dari 20 tahun, belum sekalipun menerima tunjangan khusus..
Petugas : bapak mengajar di wilayah khusus ga?
Wakepo : iya mas... se Indonesia tahu kalau wilayah saya mengajar itu daerah khusus..
Petugas : bapak mengajar dimana memang?
Wakepo : saya ngajar di dki jakarta mas..
Petugas : jakarta bukan wilayah khusus pak..
Wakepo : siapa yg bilang DKI itu singkatannya apa?
Petugas : Daerah khusus ibu kota..
Wakepo : nah.. daerah khususkan...
Petugas : ya Allah.. sadarkanlah wakepo...

sumber link berita : Sabir Patampanua


Kamis, 17 Desember 2015

Download Proposal training dan Workshop motivator Indonesia

Perkembangan itu harus disadari di lembaga Formal ataupun non Formal
Perkembangan itu harus disadari di lembaga Formal ataupun non Formal





Teknologi semakin maju, begitupun dalam dunia pendidikan terus mengalami perkembangan yang begitu pesat. Berkembangnya dunia pendidikan menandakan bahwa berkembang pula pola perilaku manusia itu sendiri baik sebagai pendidik ataupun peseerta didiknya.

Perkembangan itu harus disadari di lembaga Formal ataupun non Formal, di Kampus, Sekolah, rumah ataupun di rumah. Sejalan dengan hal itu maka sudah sepatutnya kita sebagai pendidik, orang tua, dosen atau lembaga pendidikan untuk terus memantaskan diri menjadi pribadi yang berkualitas. Dengan cara apa kita melakukannya?

Dengan cara mengikuti Training & Workshop baik yang sof skill ataupun Hard Skill . Salah satu ciri sekolah, kampus, lembaga, manusia yang unggul adalah mereka yang menginvestasikan sebagian anggaranya untuk pelatihan







Sabtu, 31 Oktober 2015

TIK diharapkan mampu meningkatkan profesionalisme GURU- PB PGRI


PB PGRI sebagai fasilitator pelatihan kali ini, berharap para  guru dapat dengan mudah menyerap keahlian bidang TIK yang diajarkan oleh para instruktur.

Suara Guru – Jakarta.  Menindaklanjuti  penandatanganan kerjasama antara PB PGRI dan Intel pada hari senin – selasa tanggal 3-4 november 2014 di Gedung Guru Indonesia. Acara ini dibuka langsung oleh Sekjen PB PGRI Muh. Qudrat Nugraha,Ph.D. dan para peserta yang hadir berasal dari tenaga kependidikan semua jenjang level pendidikan dari SD/MI sampai dengan SMA/SMK/MA se-DKI Jakarta.

Dalam kesempatan ini, bertindak sebagai intruktur Ali Ishak, S.Sos dan Budi yang kedua berasal dari Intel Indonesia Corporation. Program pelatihan yang diadakan selama 2 (dua) hari ini diharapkan dapat meningkatkan keahlian para pengajar di sekolahnya masing – masing serta dapat mengimplementasikan program TIK dalam kurikulum 2013.

PB PGRI sebagai fasilitator pelatihan kali ini, berharap para  guru dapat dengan mudah menyerap keahlian bidang TIK yang diajarkan oleh para instruktur. Harapan ini begitu besar dikarenakan pelatihan ini tak sekedar teori melainkan langsung melaksanakan praktek. Kedepannya, para guru yang sudah mengikuti pelatihan ini dapat menularkan keilmuannya kepada rekan sejawatnya serta para murid di sekolah. Sehingga impian indonesia terbebas dari buta teknologi informasi dan komunikasi segera terwujud. Semoga. (TYS)

sumber: http://pgri.or.id/berita-pilihan/berita-pilihan/meningkatkan-profesionalisme-guru-melalui-tik

Alasan mengapa Finlandia memiliki sistem pendidikan terbaik di Dunia

Fantastiknya, dalam evaluasi belajar, angka ketidak lulusan secara nasional tidak pernah melebihi 2 persen pertahunnya

Mengejutkan. Ternyata negara yang paling oke tata kelola pendidikannya bukanlah Amerika Serikat, Jepang atau Jerman. Akan tetapi, kiblat pendidikan dunia saat ini mengarah ke negara Finlandia. Amerika Serikat sendiri berada jauh dibawah level Finlandia, tepatnya di urutan ke-17. Lalu, dimana daya tariknya sistem pendidikan di Finlandia dengan negara-negara lainnya khususnya Indonesia? Jawabannya adalah di kemandirian siswa dan gurunya.

Di Finlandia kemandirian dalam mengikuti proses belajar mengajar itu tidak hanya dinikmati oleh guru-gurunya yang begitu dihormati tetapi juga ditularkan kepada para pelajar melalui berbagai kesempatan-kesempatan penting. Salah satunya dimana setiap pelajar diberi otonomi khusus untuk menentukan jadwal ujiannya untuk mata pelajaran yang menurutnya sudah dia kuasai. Sistem inilah yang dipertahankan oleh Finlandia hingga akhirnya berhasil mengantarkan negara ini berada pada posisi puncak sebagai negara yang paling berhasil mengelola pendidikan nasionalnya.

Fantastiknya, dalam evaluasi belajar, angka ketidak lulusan secara nasional tidak pernah melebihi 2 persen pertahunnya. Finlandia juga tidak mengenal istilah ujian semester apalagi ujian nasional layaknya ditanah air. Evaluasi belajar secara nasional dilakukan tanpa ada intervensi pemerintah sekali pun. Karena setiap sekolah bahkan guru berkuasa penuh untuk menyusun kurikulumnya sendiri. Jadi jangan pernah berhayal bahwa guru-guru di Finlandia disibukkan untuk mengejar terget-target tertentu karena di negeri ini guru selalu menyesuaikan bahan ajarnya dengan kebutuhan setiap pelajar. Jadi, di Finlandia siapa pun presidennya dan menteri pendidikannya tidak akan berpengaruh signifikan terhadap masa depan pendidikan. Karena fungsi pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan adalah dukungan finansial dan legalitas. Mau bagaimana caranya, maka gurulah yang berwewenang atas itu karena guru dipandang sebagai sosok yang paling mengerti mau dimana wajah pendidikan Finlandia dibawa dimasa yang akan datang. Sistem ini telah berdampak positif kepada pola cara mengajar guru yang tidak terlalu dipusingkan oleh hiruk pikuknya politik nasional negaranya.

Keseriusan negara Finlandia menyokong keberhasilan pendidikan nasionalnya dibuktikan dengan diterapkannya kebijakan gratis sekolah 12 tahun. Kerenkan?
Guru-guru Finlandia adalah lulusan terbaik setiap perguruan tinggi dan mereka harus masuk dalam kelompok 10 besar lulusan terbaik. Jika tidak, jangan pernah bermimpi jadi guru di negeri ini. Itulah sebabnya guru-guru di Finlandia betul-betul berdedikasi tinggi. Gajinya besar dong? Tidak. Guru-guru Finlandia justru digaji dengan gaji secukupnya bahkan bisa dikatakan kurang memadai. Tetapi gurunya begitu menikmati profesinya hal ini karena mayoritas masyarakat Finlandia begitu menghormati dan menghargai profesi seorang guru. Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke fakultas hukum atau kedokteran!
Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia. Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi. Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK!

Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia. Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Adanya terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan. Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses. Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha. Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.

Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya. Ditanah air Indonesia, sebenarnya sistem pendidikan Finlandia telah terterapkan sejak tahun 1961 melalui wadah gerakan pramuka. Apa yang berlaku di Finlandia jelas-jelas merupakan sistem pendidikan yang berlalu di gerakan pramuka. Dimana setiap kecakapan dan keterampilan dibidang tertentu yang dimiliki oleh setiap anggota pramuka, bila sudah merasa mampu bisa mengusulkan diri untuk di uji. Disamping itu, setiap 32 orang anggota pramuka dibina oleh 3 orang pembina secara terus menerus. Akan tetapi sistem pendidikan kepanduan ditanah air ini tidak mendapat respon yang positif ditanah air.

Buktinya kendati berhasil melahirkan kader-kader bangsa yang mandiri, negara ternyata tidak berani mengalokasikan dana BOS yang ada pada setiap sekolah untuk sepersekian persen wajib dipergunakan untuk mengelola gerakan pramuka di gugus depan. Pendidikan nasional kita yang masih sarat dengan kepentingan politik kepala daerah menjadikan potret pendidikan begitu semraut. Pelaksanaan UN yang jelas lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya selalu dipertahankan untuk alasan yang tidak jelas. Bahkan ironisnya lagi, UN telah mengajarkan bangsa ini bagaimana berlaku curang dan menipu. Gilanya lagi peserta UN dikawal dan diamati setiap detik melalui layar CCTV. Seperti teroriskan. Cara-cara gila ini begitu dibangga-banggakan oleh pemerintah bahkan institusi pendidikan sendiri. Padahal metode ini punya dampak physicologi bagi para pelajar dimana UN benar-benar menjadi beban berat.


Jadi jangan heran bila di Nias pada hari pertama UN ada siswa yang meninggal dunia begitu menerima lembar soal ujian.
Finlandia tidak pernah membebani muridnya untuk hal-hal yang kurang bermutu atau mengurangi ke-kreativitasan seorang anak setelah meninggalkan rumah sekolah. Maka, tugas tugas (PR), les tambahan dan bimbingan ini dan itu nyaris tidak pernah ada di Finlandia. Bagaimana dengan tanah air? Tekanan yang begitu berat sangat terasa apalagi menjelang ujian nasional. Setiap murid selalu diberi les tambahan yang berlebihan, pelajar di wajibkan mengikuti Tryout hampir tiap bulan dengan alasan untuk mengukur kemampuan siswa. Dirumah disuguhi lagi dengan tugas-tugas berat bahkan ada lagi menu les tambahan yang ditawarkan padahal nuansa bisnisnya lebih terasa daripada urgensinya bagi peserta didik. Repot bukan? Alhasil, pelajar tanah air lahir dan besar tanpa pernah mempergunakan otaknya untuk berkreativitas. Generasi muda pun besar penuh dengan tekanan. Jadi jangan heran, walaupun lulus UN 100 persen ternyata persentasi lulus SMPTN berbanding terbalik dengan kelulusan UN.

Inilah setidaknya potret pendidikan kita dewasa ini. Indonesia jatuh kepada tingkat kekhawatiran yang terlalu berlebihan. Alih-alih untuk mencerdaskan bangsa tetapi cara-cara yang dilakukan justru mengantarkan bangsa ini kelembah kehancuran. Oleh karena itu kita perlu berbenah. Mengembalikan sistem pendidikan kezaman dahulu kala (seperti cerita orangtua kita) dimana setiap anak dan orangtua begitu menghormati guru perlu kita lakukan. Guru harus diberi otoritas penuh untuk mengatur kurikulumnya sendiri. Setiap anak juga tidak dibebani dengan tugas ini dan itu. Bahkan birokrasi pendidikan kita yang berbelit-belit perlahan-lahan harus dikurangi. Wajib belajar 12 tahun mutlak harus dilakukan tentunya dengan biaya gratis.

Tidak hanya itu wajar 12 tahun itu harus dengan satu izajah saja yaitu izajah SMA. Sedangkan untuk SD dan SMP tidak lagi mengeluarkan izajah mengingat tuntutan dunia kerja saat ini pun izajah dua jenjang pendidikan ini tidak begitu diperlukan. Oleh karena itu, perpindahan dari tingkat SD ke SMP cukuplah dengan nilai rapor begitu juga dari SMP ke SMA. Maka evaluasi belajar secara nasional hanya dilakukan dijenjang SMA ketika yang bersangkutan akan melanjut keperguruan tinggi atau merambah dunia kerja. Menggratiskan pendidikan dinegara ini bukanlah hal yang mustahil. Bukankah 40 persen APBN kita mark-up dan 30 persennya dikorupsi. Jadi andai pengelolaan keuangan negara kita ditata dengan baik maka tidak mustahil dimasa-masa yang akan datang biaya pendidikan kita yang saat ini ditampung 20 persen dalam APBN kedepannya akan meningkat menjadi 50 persen.
Bila sudah demikian, bukankah pendidikan kita sudah bisa digratiskan.

Beberapa hal yang mungkin bisa ditiru, dari sistem pendidikan yang ada di Finladia, diantaranya :

1. Anak Finlandia tidak memulai sekolah sampai usia mereka 7 Thn. ( Bandingkan dengan para orangtua di Indonesia justru bangga anaknya sekolah pada usia dibawah usia 7 tahun. bahkan dengan beben pembelajaran yang berat.)
2. Tidak di bebani Ujian dan PR, sampai menjelang usia mereka remaja.
3. Anak-anak tidak diukur sama sekali selama enam tahun pertama pendidikan mereka. ( Pada sistem pendidikan kita , Murid SD sampai stress karena sering ditakuti Pihak sekolah, dengan seabreg Ujian, Padahal terkadang anak sering tidak diajar).
The children are not measured at all for the first six years of their education.
4. Hanya ada satu tes standar wajib di Finlandia, yang diambil ketika anak-anak berusia 16 Tahun. ( Bandingkan dengan sistem ujian ujian di SMP dan SMA, Ditambah UN, bukan saja membuat Lembaga pendidikan tidak jujur, Anak hanya dihargai Otaknya saja, Minus bakat dan Minat,)
5. Tidak ada Kelas Unggulan,semua kemampuan berada pada kelas yang sama. Dan terbukti akhirnya RSBI /RSI di indonesia oleh MK dicabut keberadaanya, karena akan tercipta kasta kasta baru dalam dunia pendidikan.
6.Finlandia menghabiskan sekitar 30 persen lebih untuk biaya pendidikan per siswa mengungguli Amerika Serikat.
7. 30 persen anak-anak menerima bantuan tambahan selama sembilan tahun pertama mereka sekolah.
8. 66 persen siswa masuk ke perguruan tinggi.Dan tertinggi di erofa
9. Nyaris semua siswa memilki kemampuan akademis yang merata
10. Kelas sains maksimal 16 siswa sehingga mereka dapat melakukan eksperimen praktis dalam setiap kelas. Science classes are capped at 16 students so that they may perform practical experiments in every class.
11. 93 persen masyarakat Finlandia lulus dari SMA.bahkan17,5 peresen lebih tinggi dari AS .
12. 43 persen dari Finlandia siswa sekolah menengah pergi ke sekolah kejuruan. 43 percent of Finnish high-school students go to vocational schools.
13.Siswa SD mendapatkan 75 menit dari istirahat sehari di Finlandia dibandingkan rata-rata 27 menit di Amerika Serikat.
14. Guru hanya menghabiskan 4 jam sehari di dalam kelas, dan mengambil 2 jam seminggu untuk “pengembangan profesional.” Teachers only spend 4 hours a day in the classroom, and take 2 hours a week for “professional development.”
15. Finlandia memiliki jumlah guru sebanyak di New York City, namun siswa jauh lebih sedikit. Dengan perbandingan 600.000 siswa di finlandia dengan 1,1 juta di NYC.

http://pgri.or.id/berita-pilihan/berita-pilihan/mengapa-finlandia-memiliki-sistem-pendidikan-terbaik-di-dunia
Sumber: http://www.kaskus.co.id/post/52d73801ffca171b7a8b45e4#post52d73801ffca171b7a8b45e4


Khusus info buat GURU TK/PAUD di Rembang, pada masalah PAUD-DIKMAS 20%

Cara penyelesaian sinkronisasi yang hanya mencapai 20%. need to help you??

saya pribadi menginformasikan, jika ada guru TK/PAUD khususnya yang berdomisili di rembang.
yang mempunyai kendala terkait aplikasi Pendataan Paud Dikmas, bisa menghubungi saya di no 081331713790, insyaAllah saya akan bantu untuk menyelesaikan permasalah pada kasus pengiriman yang hanya mencapai 20% untuk sinkronisasinya..

karena beberapa guru dari Paud (yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, di rembang) telah menggunakan jasa saya. terima kasih, semoga bisa membantu demi kelancaran anda (khusus team pendidik guru PAUD)

dan sekali lagi karena deadlinenya kurang beberapa saat, kenapa harus ambil pusing untuk menyelesaikan berdasarkan tutorial yang kurang bisa di pahami bukan??

best regard
pifit sulistyawan Skom
phone; 081331713790


Sabtu, 09 Mei 2015

PGRI Pemerintah menggunakan data menyesatkan, Indonesia darurat GURU SD

Indonesia Darurat Guru SD
PGRI secara serius menyatakan kalau di Indonesia ini masih banyak kekurangan Guru SD,
hal ini dipaparkan langsung oleh Sulistyo Ketua PGRI


Entah dengan data apa PGRI melakukan klaim bahwa jumlah guru SD dalam keadaan Darurat seperti berita yang kami lansir dari merdeka.com

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menilai, Indonesia masih sangat kekurangan guru. Utamanya untuk mengajar di Sekolah Dasar (SD).

Ketua Umum PGRI, Sulistyo mengatakan, kekurangan pengajar SD tersebut meliputi hampir semua bidang pelajaran, mulai dari guru kelas, guru agama hingga guru olah raga.

"Jumlah kekurangannya menurut data yang kami miliki lebih dari 400 ribu orang dan itu akan terus bertambah karena tiap bulan ada guru yang diangkat berdasarkan Inpres pada zaman Orde Baru pensiunnya semakin besar," kata Sulistyo di Kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. 19/03/2015


Menurutnya, kekurangan tenaga guru meliputi hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk wilayah Jawa, bahkan DKI Jakarta. Bahkan Sulistyo menyebut kondisi ini sebagai darurat guru SD.

"Darurat guru SD dan ini serius," tegas Sulistyo.

Sulistyo melihat pemerintah belum mempunyai perencanaan yang baik untuk mencukupi kebutuhan guru. Moratorium PNS yang didengungkan oleh Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, menurut Sulistyo menjadi salah satu faktor terjadinya darurat guru SD di Indonesia.

"Kan awal-awal pemerintah ini Pak Menpan pernah mengatakan ada moratorium PNS ( baca guru bidang studi bisa dialihkan ke guru kelas) sehingga kami menyatakan keprihatinan karena data yang barangkali kurang bagus. Kami sampaikan bahwa pemerintah menggunakan data yang menyesatkan yang menyebut bahwa guru itu berlebihan di Indonesia, dan itu sungguh-sungguh salah," papar Sulistyo.

Sulistyo menambahkan, apabila darurat guru ini tidak segera diselesaikan, maka kurikulum apapun yang akan diterapkan pemerintah tidak akan berhasil.

Oleh sebab itu, PGRI menyampaikan kondisi ini kepada Wapres Jusuf Kalla agar pemerintah segera menuntaskan persoalan ini.

"Pak Wapres memastikan bahwa akan segera mengundang menteri terkait menteri pendidikan, menteri dalam negeri, menpan, menteri agama untuk membicarakan penyelesaian kekurangan guru. Ini satu poin yang kami merasakan gembira," ucapnya.
Sumber
Merdeka com tag pendidikan


Rabu, 29 April 2015

Hanya 2 Sekolah di Rembang yang Bisa UN Berbasis Komputer

Gambar hanya ilustrasi.. 

KBR, Rembang – Hanya ada dua sekolah di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, yang siap melaksanakan Ujian Nasional dengan sistem Ujian Berbasis Komputer (Computer Base Test/CBT), yakni SMK N I Rembang dan SMK Umar Fatah.

Sementara untuk puluhan sekolah lainnya, sistem UN masih tetap menggunakan cara cara lama, dengan mengerjakan soal di lembaran kertas.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang, Noor Effendi menuturkan, dua sekolah tersebut telah mematangkan sarana prasarana, seperti komputer, jaringan internet dan tenaga teknisi. B

Sedangkan mengenai antisipasi gangguan, pihak PLN sudah siap membantu tidak akan terjadi pemadaman listrik selama pelaksanaan Ujian Nasional. Kalaupun sampai padam, karena cuaca buruk, sekolah telah menyiagakan mesin genset.

“Jadi untuk pengawasan ujian nasional online akan disilang, antara SMK I dan SMK Umar Fatah. Dari sarana prasarana sudah lengkap, tekhnisi juga ada. PLN siap membantu, selama ujian tidak akan terjadi pemadaman listrik,” jelas Noor Effendi di Rembang, Sabtu (11/4/2015).

Menurut rencana, ujian nasional SMA-MA akan berlangsung pada pekan depan mulai Senin hingga Kamis mendatang. Jumlah peserta ujian nasional SMA sederajat di kabupaten Rembang sebanyak 16.671 anak. 

Editor: Anto Sidharta
sumber: http://portalkbr.com/04-2015/hanya_2_sekolah_di_rembang_yang_bisa_un_berbasis_komputer/69717.html

Jumat, 24 April 2015

Pesta Bikini Rayakan UN, bikin heboh dunia pendidikan



Pesta Bikin bikin heboh
Pesta Bikini Rayakan UN(Gambar Ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keprihatinan terhadap beredarnya undangan pesta bikini yang akan digelar siswa-siswi SMA untuk merayakan selesainya Ujian Nasional (UN), ditujukkan netizen di jejaring sosial Twitter. 'Pesta Bikini Rayakan UN' yang berisi sejumlah kecaman netizen bahkan kini menjadi trending topic.

Beberapa netizen menilai, pemerintah seperti tidak benar-benar memperhatikan dunia pendidikan sehingga hal semacam ini luput dari pengawasan. Pemerintah saat ini lebih sibuk mengurusi urusan politik daripada pendidikan.

"Pesta Bikini Rayakan UN < ketika pendidikan dianak tirikan, ketika pemerintah sibuk dengan 
kekuasaannya dan orang-orang yang cerdas terasingkan," tulis akun @ManxSuardi.


"Sungguh luar biasa siasat setan-setan perusak moral generasi bangsa. Orang tua, Pemda, Pemerintah harus super waspada. Pesta Bikini Rayakan UN," tulis akun ‏@afriadiajo.

Pesta bikini anak SMA juga dianggap sebagai pemerosotan moral anak bangsa. Acara tersebut dianggap tidak sesuai dengan budaya dan karakter bangsa Indonesia. 

"Pesta Bikini Rayakan UN. Propaganda Penghancuran Moral & Akhlak!!!" tulis akun @tuyung_milan.

"Malu-maluin bangsa Indonesia ih, ingetlah bangsa kita punya budaya dan moral. Ga guna pesta begitu!! # 'Pesta Bikini Rayakan UN'" tulis akun @Istia_tia22.

Sebelumnya dunia twitter dihebohkan dengan beredarnya undangan bikini party bagi anak SMA. Undangan  tersebut  disebar oleh akun Twitter bernama @Divine_prod. Di situ tertulis akan diadakan pesta pada 25 April 2015 di The Media Hotel, Jalan Gunung Sahari, dari pukul 22.00 sampai selesai.

Tercantum, dress code para peserta, bikini dan summer dress. Undangan acara ini pun tertulis didukung oleh siswa-siswi dari SMA Muhammadiyah Rawamangun, SMA 8 Bekasi, SMA 12 Jakarta, SMK Musik BSD, SMA Alkamal, dan sembilan SMA lainnya serta satu SMK. 
sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/04/23/nn94sk-pesta-bikini-rayakan-un-jadi-trending-topic


Rabu, 15 April 2015

why are many people talking about Strangely peace

which it,s not only about human, nature but universe!!!


why are many people talking about peace? but in the other hand people thinking and act destroy overall,  which it,s not only about human, nature but universe!!! what must we do? please choose!!! what are we doing maybe will have impact for all,  not just to future, now and previous. please do best for us, not only to human, nature and universe but to care and harmony overall



Selasa, 14 April 2015

Buat Peserta Belajarku di SMP Sluke

Dunia Pendidikan diharapkan memiliki peran dan pengaruh yang sangat positif
terhadap segala bidang kehidupan dan perkembangan manusia dengan segala aspek kepribadiannya


Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa tujuan nasional Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Jelaslah bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa ini sangatlah penting dan ini tidak akan dapat dicapai tanpa adanya pendidikan.

Peran pendidikan dalam era globalisasi seperti sekarang ini sangatlah penting karena melalui pendidikanlah diharapkan mampu menciptakan manusia-manusia yang mampu menjawab tantangan dan persoalan-persoalan kehidupan. Baik kehidupan ini maupun yang akan datang.

Dunia Pendidikan diharapkan memiliki peran dan pengaruh yang sangat positif terhadap segala bidang kehidupan dan perkembangan manusia dengan segala aspek kepribadiannya. Pendidikan mampu memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap maju mundurnya suatu bangsa atau negara. Melalui pendidikan juga bangsa atau negara kita dapat mengembangkan sumber daya manusianya sehingga dapat berkembang sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang sudah maju. Tanpa pendidikan yang maju dan berkualitas sulit bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan potensi masyarakat, menumbuhkan kemauan dan membangkitkan semua komponen bangsa untuk menggali semua sumber daya yang ada sehingga bisa dimanfaatkan, dilestarikan dan dijaga tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Melalui pendidikan pula diharapkan bisa timbul manusia-manusia yang tidak hanya cerdas, bisa, mampu dan menciptakan ipteks tapi juga diharapkan menjadi manusia-manusia sebagai warga negara yang baik dan berkepribadian Indonesia. Yaitu manusia-manusia Indonesia yang berketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan dan berkeadilan.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) disebutkan bahwa “ Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Kemudian dalam babII pasal 4 yaitu tujuan pendidikan nasional yang berbunyi: Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya.”

Oleh karena itu, pendidikan harus dipersiapkan sejak dini mungkin dengan tujuan agar siswa mampu mandiri dengan memupuk sikap gemar membaca dan mampu memanfaatkan sumber-sumber informasi yang diperlukan untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapinya. Pendidikan diupayakan agar dapat mempersiapkan siswa untuk mampu bersaing di era globalisasi. Pendidikan diharapkan mampu mengahasilkan output yang siap pakai, yaitu mampu mengaktualisasikan dirinya di dalam kehidupannya baik sebagai manusia pribadi, sosial maupun sebagai warga Negara yang hidup dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan harus mampu membiasakan siswa paham tentang apa yang terjadi di lingkungannya, sehingga siswa dapat merasakan bahwa belajar di sekolah mempunyai makna. Sehingga siswa mampu merasakan pentingnya pendidikan bagi seseorang.

Guna mewujudkan proses kegiatan belajar mengajar yang lebih bermakna dengan hasil maksimal bagi siswa, guru harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan strategi pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar dirancang agar mampu memberikan pengalaman belajar yang bermakna. Yaitu kegiatan belajar mengajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui proses interaksi antara guru dan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik dengan sumber belajar dalam rangka membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.

Pengalaman belajar yang bermakna dapat diperoleh melalui strategi pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada siswa. Bukan proses kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada guru atau guru center. Dimana guru sebagai pusat segala-galanya, dengan pendekatan konvensional. Siswa menerima pelajaran dengan pasif dan hanya menghafal tanpa memahami makna dan manfaat dari apa yang dipelajari.

Guru diberi kesempatan untuk menyusun dan menyeleksi materi apa saja yang perlu sesuai dengan kemampuan siswa dan lingkungan yang ada di tempat. Guru bukanlah dianggap sebagai seseorang yang serba tahu melainkan guru hanya sebagai fasilitator bagi siswa untuk memperoleh ilmu dan pengalaman belajar yang sesuai. Komunikasi imbal balik tidak hanya terjadi antara siswa dengan guru saja, tapi bisa dengan obyek lain seperti lingkungan dan sumber bahan yang relevan. Siswa bisa mendapatkan pengalaman belajar yang serealitis mungkin sesuai dengan lingkungan dan keadaannya.